Apa itu Kecerdasan Spiritual?
Ada sebuah perusahaan obat di Jepang yang hampir tutup karena kalah bersaing. Kemudian pimpinan perusahaan tersebut meliburkan seluruh karyawannya dan mengirimkan mereka ke rumah sakit-rumah sakit yang ada di Jepang dengan tujuan agar mereka dapat melihat secara langsung obat tersebut dipergunakan oleh pasien. Setelah obat tersebut diberikan kepada pasien yang ada di rumah sakit, di antara mereka ada yang sembuh, ada yang tidak sembuh, bahkan ada yang meninggal. Setelah tiga sampai enam bulan, seluruh karyawan kembali dipanggil untuk bekerja. Ternyata, setelah dipanggil dan bekerja kembali, prestasi mereka menjadi bagus. Obat-obatan yang diproduksi pun semakin berkualitas.
Ketika ditanya, apa yang membuat mereka mampu meningkatkan kinerjanya? Ternyata jawabannya, ketika mereka membuat obat, mereka teringat dengan ayah dan ibunya yang diobati. Mereka membuat obat seakan-akan untuk menyembuhkan orang tua mereka sendiri. Hal ini membuat mereka bekerja secara maksimal agar obat yang dihasilkan berkualitas sehingga dapat menyembuhkan orang tua mereka, termasuk orang lain. Mereka tak lagi melihat materi sebagai imbalan kerja kerasnya. Mereka bekerja sebagai bentuk pengabdian kepada Sang Pencipta. Inilah yang disebut kecerdasan spiritual (SQ), yaitu ketika manusia mampu memaknai kehidupan tertingginya (ultimate meaning), untuk apa ia hidup, untuk apa diciptakan dan ke mana hendak mengarahkan hidupnya kelak. Para karyawan tersebut bekerja karena rasa cinta kepada Sang Maha Pengasih dan Penyayang yang kemudian diwujudkan dengan memberikan rasa kasih sayang terhadap sesama.
Inilah makna Bismillahhirrohmanirrohim. "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"
Ada sebuah perusahaan obat di Jepang yang hampir tutup karena kalah bersaing. Kemudian pimpinan perusahaan tersebut meliburkan seluruh karyawannya dan mengirimkan mereka ke rumah sakit-rumah sakit yang ada di Jepang dengan tujuan agar mereka dapat melihat secara langsung obat tersebut dipergunakan oleh pasien. Setelah obat tersebut diberikan kepada pasien yang ada di rumah sakit, di antara mereka ada yang sembuh, ada yang tidak sembuh, bahkan ada yang meninggal. Setelah tiga sampai enam bulan, seluruh karyawan kembali dipanggil untuk bekerja. Ternyata, setelah dipanggil dan bekerja kembali, prestasi mereka menjadi bagus. Obat-obatan yang diproduksi pun semakin berkualitas.
Ketika ditanya, apa yang membuat mereka mampu meningkatkan kinerjanya? Ternyata jawabannya, ketika mereka membuat obat, mereka teringat dengan ayah dan ibunya yang diobati. Mereka membuat obat seakan-akan untuk menyembuhkan orang tua mereka sendiri. Hal ini membuat mereka bekerja secara maksimal agar obat yang dihasilkan berkualitas sehingga dapat menyembuhkan orang tua mereka, termasuk orang lain. Mereka tak lagi melihat materi sebagai imbalan kerja kerasnya. Mereka bekerja sebagai bentuk pengabdian kepada Sang Pencipta. Inilah yang disebut kecerdasan spiritual (SQ), yaitu ketika manusia mampu memaknai kehidupan tertingginya (ultimate meaning), untuk apa ia hidup, untuk apa diciptakan dan ke mana hendak mengarahkan hidupnya kelak. Para karyawan tersebut bekerja karena rasa cinta kepada Sang Maha Pengasih dan Penyayang yang kemudian diwujudkan dengan memberikan rasa kasih sayang terhadap sesama.
Inilah makna Bismillahhirrohmanirrohim. "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar