Minggu, 04 November 2007

MEMBANGUN INSAN VISIONAR

Oleh Ary Ginanjar Agustian

SEBERAPA besar perubahan Anda setelah membaca al-Fatihah? Sesungguhnya al-Fatihah yang dibaca, jika benar-benar diresapi akan memotivasi kita untuk senantiasa berusaha meningkatkan diri. Yang terjadi, sering kali al-Fatihah bagaikan angin lalu, tak berdampak apa-apa dalam hati.

Kita diharuskan mengulang-ulang bacaan, bukan hanya sekadar mengucapkan, namun supaya terbenam di dalam hati. Karena itu, al-Fatihah dibaca dalam setiap rakaat salat.

Nabi Muhammad diturunkan untuk memperbaiki akhlak manusia. Akhlak al-Fatihah yang menjadikan manusia senantiasa memperbaiki diri dari hari ke hari. Karena itu, jadikanlah al-Fatihah sebagai alat untuk mengevaluasi seberapa besar perubahan yang kita lakukan setelah membaca al-Fatihah.

Ketika kita mengucapkan Alhamdulllahi Robbil ‘alamin, kita benar-benar menyadari bahwa seluruh puji-pujian, kemuliaan, keagungan, hanya milik Allah. Dengan kalimat ini kita disadarkan, bahwa kita tidak mencari pujian dan tidak mencari apa pun. Segala pujian hanyalah untuk Allah penguasa alam semesta yang luasnya tak terkira. Ucapan ini semestinya mampu membesarkan jiwa kita, lalu seberapa besar perubahan jiwa kita setelah membaca kalimat ini?

Ketika kita membaca Arrahmanirrahim, hati kita dipenuhi dengan kasih sayang. Rahman rahim Allah turun di muka bumi karena itu kita harus menyadari bahwa seluruh rahman rahim di alam semesta ini dan juga yang ada dalam diri kita bersumber dari Allah. Setelah mengucapkan Arrahmanirrahim, seberapa besar kasih dan sayang yang kita sebarkan pada sekeliling kita?

Ketika mengucapkan Maaliki yaumiddiin, kita membangun visi ke depan yaitu pada Sang Raja Hari Kemudian. Kita diminta menjadi seorang yang visioner, seberapa jauh visi kita ke depan?

Cita-cita kita hanya Allah dan Nabi Muhammad, karena itu kita membaca Iyyaka na’budu waiyyak anasta’in, pada Allah kita berserah dan pada Allah kita minta pertolongan. Bertawakkal hanya pada Allah. Inilah janji pada Allah, akhlak yang menggantungkan diri pada Allah. Lalu, seberapa besar komitmen Anda pada Allah?

Selanjutnya yang terpenting dan relatif sulit, yaitu akhlak untuk senantiasa mengamalkan iman menjadi ladang amal yang nyata. Karena itu jangan sampai mengucapkan Ihdinashirotol mustaqiim, tapi tidak dijalankan dan direalisasikan ke dalam setiap pekerjaan Anda. Masih banyak yang harus dikerjakan, seberapa banyak aplikasi kita dalam gerak nyata?

Ucapan Shirathaladzina an’amta ‘alaihim senantiasa diulang-ulang agar kita tahu mana jalan terbaik yang sesuai dengan perjanjian kita dengan Allah. Yaitu, jalan penuh kreativitas, kebersamaan, tanggung jawab, jujur, dan lain lain. Inilah yang dimaksud makin dekat dengan sifat Allah. Seberapa banyak Anda mengambil sifat yang diajarkan Allah?

Setelah itu baru Ghairil maghdubi ‘alaihim wa ladhdhaalin, buang lah kebiasaan buruk dalam diri kita, seperti malas, ngantuk, mengerjakan pekerjaan tidak selesai, dan tidak peduli. Kita usir syaitan dengan ucapkan ghairil maghdubi ‘alaihim, lalu seberapa banyak kita membuang sifat buruk?

Al-Fatihah adalah cahaya yang memberi kekuatan pada kita semua. Hati yang mati bila dibacakan al-Fatihahal-Fatihah? *** berulang-ulang akan menghidupkan sifat rabbani yaitu manusia yang orientasinya mengacu pada Allah semata. Ini lah modal kita untuk membuat setiap hari menjadi lebih baik. Seberapa besar perubahan kita setelah mengucapkan

Tidak ada komentar: