Minggu, 04 November 2007

BISNIS DENGAN TUHAN

Oleh ARY GINANJAR AGUSTIAN

ORBIT alam semesta adalah teladan terindah konsep keteraturan. Ia adalah sistem yang dipelihara Yang Maha Kuasa, dalam kesatuan mekanisme yang tertata penuh keseimbangan. Rangkaian siklus kehidupan semesta raya usai proses penciptaan oleh-Nya. Ia yang secara sunatullah selalu terjaga dalam mekanisme kesempurnaan. Inilah Well Organized Principle, yaitu kemampuan untuk membuat sebuah mekanisme terpelihara dalam garis orbitnya.

Tanpa sadar, seringkali kekurangdisiplinan mengabaikan kebaikan-kebaikan yang telah kita lakukan. Saat keberhasilan mengupayakan kebaikan pada klien, kita alpa pada kebaikan selanjutnya, yang harusnya terus dipelihara dan ditingkatkan. Inilah alasan mengapa kunci Well Organized Principle adalah kedisiplinan. Kedisiplinan mampu memelihara siklus kebaikan meski ketika kita telah merasa letih pada nasabah, pelanggan dan konsumen.

Seperti Allah, yang selalu tak bosan menumbuhkembangkan dedaunan hijau, merontokkan helai daun dan kelopak bunga yang layu. Melahirkan yang tumbuh, mendatangkan kematian. Tiada lelah mengiringi sifat-Nya.

Dalam bisnis, membangun sebuah usaha adalah kemampuan memelihara sistem yang telah ada, dan senantiasa selalu meningkatkannya. Inilah beda antara sistem pengelolaan manusia yang harus selalu ditingkatkan, dengan sistem manajemen Allah yang maha sempurna. Merujuk ke Q.S. Ar Rahmaan ayat 1-13, maka pebisnis yang baik sejatinya harus menyimak makna yang terkandung di dalamnya. Yakni, pebisnis harus bersifat rahmaan (kasih sayang), memerhatikan hukum alam, menciptakan produk/jasa yang unggul, dan memiliki nilai yang sesuai dengan fitrah. Dibutuhkan pula keteraturan dan keseimbangan, tunduk patuh pada sistem perusahaan yang telah ditetapkan dan tingkatkan terus kualitas dengan berpegang pada hukum alam.

Selain itu, jangan pernah keluar, apalagi meruntuhkan keseimbangan, bersikap adil, jujur dan penuh perhitungan, menyiapkan bumi sebagai fasilitas pelayanan, dan tampilkan dengan indah produk & jasa Anda. Ingat, jangan pernah berhenti menampilkan keindahan dari produk/jasa Anda. Terakhir, nikmat mana kah dari Tuhanmu yang kau dustakan?

Demikianlah gambaran sebuah usaha/bisnis yang berbasis pada keseimbangan alam. Ia adalah rona keindahan sifat-sifat Ilahiah yang dipersonifikasikan sebagai kelopak mayang serta putik bunga inovasi dan ide kreatif yang menggayut teguh di tangkai batang sistem pengaturan alam semesta yang kokoh. Fa bi ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadzdzibaan.***

M. Razib Abu Bakar Jadi Pengarah ESQ

AWALNYA Muhammad Razib Abu Bakar menjalani profesi sebagai insinyur teknik, tapi hidupnya berubah drastis setelah berkenalan dengan training ESQ. "Saya ikut training ESQ di Padang, Sumatera Barat, pada Desember 2004 bersama dengan istri saya Sharifah Noorul Huda. ESQ saat itu belum masuk ke Malaysia," katanya.

Ditemui di Bukittingi, belum lama ini, Razib menceritakan awalnya ia hanya membaca buku "ESQ Power" karya Ary Ginanjar Agustian. "Kalau IQ dan EQ saya sudah tahu, tapi belum tahu ada tajuk buku 'ESQ Power'. Setelah saya baca, saya berjanji apabila penulis buku mengerjakan apa-apa yang ia tulis, maka saya harus bertemu dengannya," katanya.

Menurut Razib, umumnya buku sebatas tulisan, namun ESQ memiliki kelebihan karena disertai dengan training. "Pak Ary Ginanjar itu bukan penceramah melainkan trainer. Kalau penceramah hanya bicara dan yang lainnya mendengarkan, tapi kalau trainer langsung turun bersama dengan peserta sehingga menjadi bagian dari peserta," ucapnya.

Setelah ikut training ESQ, Razib kini beralih menjadi pengarah (penasihat) ESQ Leadership Centre, Sdn.Bhd, yang didirikan ESQ Leadership Centre Jakarta dan alumni ESQ dari Malaysia. "Pada tahun 2006 kita mengadakan tiga training di Malaysia, sedangkan tahun 2007 sudah ada dua training. Jumlah seluruh alumni ESQ Malaysia di atas 700 orang, " katanya.

Razib menambahkan, training ESQ mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat dan pejabat Malaysia sehingga tahun 2007 ini setiap bulan ada training. "Perusahaan besar seperti Petronas, Bank Muamalat, Tabung Haji, Hospital Kuala Lumpur, dan lain-lain sudah mengirimkan karyawannya untuk ikut training," katanya.(Sarnapi/"PR")***

http://www.pikiran-rakyat.com/

Tidak ada komentar: